Disney memang tak bisa lepas dari para princess-nya.
Tak hanya satu, tapi ada dua orang putri cantik di film animasi mereka yang
ke-53, Frozen, arahan Jennifer Lee dan Chris Buck. Lee – yang
sukses menulis cerita geeky nan hangat di Wreck-It Ralph –
kali ini pun berhasil membawa kesegaran baru, sedingin minuman es di musim
panas, ke adaptasi lepas dari dongeng Hans Christian Andersen berumur 160 tahun
lebih ini. Hasilnya, hati sedingin apapun akan meleleh dibuatnya.
Putri Elsa (diperankan Idina Menzel, kembali setelah 6 tahun
sejak Enchanted ke
sebuah film Disney) memiliki kekuatan istimewa: menciptakan es dan salju dari tangannya. Namun akibat suatu peristiwa di masa kecilnya, ia mengalami trauma dan menjauhi orang-orang di sekitarnya, terutama adiknya yang ceria, Putri Anna. Ketika saatnya Elsa dinobatkan menjadi ratu, rahasianya terungkap. Sedih dan bingung, ia melarikan diri – setelah membekukan Arendelle. Ditemani pemuda gunung Kristoff (Jonathan Groff) dan rusanya yang bernama Sven, Anna harus mencoba mengatas keadaan ini.
sebuah film Disney) memiliki kekuatan istimewa: menciptakan es dan salju dari tangannya. Namun akibat suatu peristiwa di masa kecilnya, ia mengalami trauma dan menjauhi orang-orang di sekitarnya, terutama adiknya yang ceria, Putri Anna. Ketika saatnya Elsa dinobatkan menjadi ratu, rahasianya terungkap. Sedih dan bingung, ia melarikan diri – setelah membekukan Arendelle. Ditemani pemuda gunung Kristoff (Jonathan Groff) dan rusanya yang bernama Sven, Anna harus mencoba mengatas keadaan ini.
Sebenarnya Disney memberlakukan aturan yang sama yang terjadi di
berbagai film sebelumnya: cinta sejati akan mengalahkan semuanya. Ada juga
beberapa klise yang tak terhindarkan, yang sudah menjadi kewajiban dalam sebuah
film Disney, seperti tokoh non-manusia yang menjadi sidekick berfungsi
sebagai comic relief dan pemuda tampan sebagai protagonis pria
sebagai pendamping sang putri.
Ini bukan hal baru sama sekali tapi untungnya semua itu
diberi twist menarik oleh Lee. Cinta sejati ia tunjukkan tak
hanya antara seorang putri dan pangerannya, tapi juga antara kakak dan
adik. Sidekick itu benar-benar lucu dan memiliki kehangatan
tersendiri, meskipun ia berupa orang-orangan salju bernama Olaf (diperankan
Josh Gad, selalu mencuri perhatian). Dan yang terpenting, tak ada satupun dari
tokoh-tokohnya – baik wanita maupun pria – yang setipis kertas dalam hal
pengembangan karakter. .
Selain itu, ini pertama kalinya animasi 3D
bekerja dengan sempurna. Desain karakter dan lingkungannya saja sudah cantik,
namun efek 3D yang ada semakin memperjelas tekstur es dan salju yang
berbeda-beda di berbagai adegan. Kejernihan gambarnya pun meningkat dari
produksi animasi 3D Disney yang sebelumnya.
source : http://totalfilmindonesia.com/frozen/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar